![Banjir Bandang_Mertani](https://static.wixstatic.com/media/d3ad03_fd9de700bc294d2980d8dcfe8615ef37~mv2.jpg/v1/fill/w_980,h_566,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/d3ad03_fd9de700bc294d2980d8dcfe8615ef37~mv2.jpg)
Kawasan di pertambangan mengalami perubahan signifikan yang diakibatkan dari aktivitas eksploitasi sumber daya mineral, melalui metode bawah tanah maupun tambang terbuka. Perubahan ini memengaruhi struktur lahan, juga berdampak pada sistem drainase alami yang berpotensi memicu erosi, sedimentasi, serta degradasi lingkungan. Salah satu risiko yang dapat terjadi adalah banjir bandang, terutama pada musim hujan, di mana kondisi tanah yang telah mengalami kerusakan tidak mampu lagi menyerap air secara optimal. Untuk mengurangi dampak tersebut, dibutuhkan pengelolaan berbasis data guna memantau perubahan lingkungan secara akurat dan real-time. Salah satu teknologi Automatic Water Level Recorder (AWLR) yang berperan penting dalam pemantauan sungai di kawasan pertambangan. Teknologi AWLR ini memungkinkan pemantauan tinggi muka air secara otomatis sehingga potensi banjir dapat ditetapkan lebih dini.
Struktur Lahan Kawasan Pertambangan
Struktur lahan di kawasan pertambangan pada umumnya mengalami perubahan signifikan yang diakibatkan dari aktivitas eksploitasi sumber daya mineral. Proses penambangan yang dilakukan secara terbuka maupun bawah tanah dapat menciptakan cekungan, lereng curam, lapisan tanah tidak stabil. Selain itu, perubahan pada struktur lahan juga berpengaruh terhadap sistem drainase alami yang menyebabkan sedimentasi, potensi erosi, serta degradasi lingkungan. Oleh karena itu, pengelolaan yang baik sangat dibutuhkan untuk meminimalkan dampak tidak baik serta memastikan keberlanjutan ekosistem di sekitar lokasi pertambangan.
Apa Itu Banjir Bandang
Banjir bandang merupakan salah satu bencana alam yang rentan terjadi di Indonesia. Banjir bandang adalah banjir besar yang melanda daerah dengan permukaan rendah dan terjadi akibat hujan turun tanpa henti dalam waktu lama. Banjir bandang datang secara tiba-tiba dan berlangsung dengan begitu cepat. Hal ini terjadi karena air di daerah tersebut sudah mencapai batas maksimum, sehingga tanah tidak mampu untuk menyerap air. Akibatnya, air tidak lagi terserap dan akan mengalir deras yang pada akhirnya menggenang di daerah yang lebih rendah. Banjir ini tergolong dalam banjir besar dan banyak menimbulkan kerugian. Hal ini dikarenakan banjir bandang yang datang secara tiba-tiba dan memungkinkan dapat menyeret apa saja apabila arusnya kuat. Selain itu, semua benda yang dilewati oleh banjir tersebut akan dikelilingi air secara tiba-tiba.
![Automatic Water Level Recorder (AWLR)_Mertani](https://static.wixstatic.com/media/4f2646_77f18c3859134be083fd48fe6724d995~mv2.jpg/v1/fill/w_980,h_980,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/4f2646_77f18c3859134be083fd48fe6724d995~mv2.jpg)
Mengapa Kawasan Tambang Rawan Banjir
Pada saat musim hujan, kawasan tambang lebih rentan terhadap bencana banjir. Berikut beberapa alasannya:
1. Perubahan Topografi
Kegiatan penambangan mengubah bentuk permukaan tanah, seperti penggalian. Hal ini dapat mengganggu aliran air secara alami yang menyebabkan air terkumpul di area tertentu serta dapat memicu banjir.
2. Kerusakan Lingkungan
Aktivitas penambangan juga rentan merusak vegetasi alami yang memiliki fungsi untuk menyerap air serta dapat merusak struktur tanah. Tanah yang rusak atau gundul tidak mampu lagi menyerap air hujan dengan baik, sehingga air langsung mengalir deras menuju daerah yang lebih rendah.
3. Curah Hujan yang Tinggi
Sebagian besar kawasan tambang berada di daerah dengan curah hujan tinggi. Jika hujan turun secara terus-menerus, tanah yang rusak akibat penambangan tidak mampu lagi menahan air, sehingga banjir akan lebih mudah terjadi.
4. Sedimentasi
Aktivitas tambang sering menghasilkan material sedimen dan lumpur dalam jumlah yang besar. Material ini mengakibatkan saluran air menjadi tersumbat, sehingga dapat mengurangi kapasitas aliran air dan meningkatkan risiko banjir.
5. Penggundulan Hutan
Tujuan dari penebangan hutan untuk membuka lahan pada aktivitas tambang mengakibatkan berkurangnya kemampuan alam dalam menyerap dan menahan air, sehingga risiko banjir semakin meningkat.
6. Drainase yang Buruk
Di kawasan tambang sering kali tidak memiliki sistem pengaliran yang memadai. Apabila hujan deras terjadi, air tidak dapat dialirkan dengan baik, sehingga menimbulkan banjir atau genangan.
Integrasi AWLR dalam Pemantauan Sungai di Kawasan Pertambangan
Automatic Water Level Recorder (AWLR) adalah sebuah sistem yang digunakan untuk mengukur tinggi muka air secara otomatis dan real-time. Integrasi AWLR dalam pemantauan sungai di kawasan pertambangan memiliki peran penting dalam memastikan pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan serta berbasis data. Sistem ini memungkinkan pemantauan tinggi muka air secara real-time dan otomatis, sehingga perubahan yang terjadi dari aktivitas pertambangan dapat terdeteksi dengan akurat dan cepat. Melalui sistem ini, memungkinkan tindakan mitigasi yang lebih efektif untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Selain itu, data yang dihasilkan dari AWLR dapat digunakan sebagai dasar analisis lingkungan jangka panjang, membantu dalam evaluasi dampak aktivitas tambang di sekitarnya. Informasi ini juga dapat menjadi acuan penting dalam merumuskan kebijakan dan strategi pengelolaan air yang lebih baik. Dengan begitu, penerapan AWLR mampu berkontribusi dalam menjaga keseimbangan ekosistem perairan dan keberlanjutan lingkungan secara keseluruhan.
Kegiatan pertambangan menimbulkan perubahan pada struktur lahan dan sistem drainase alami, yang berisiko meningkatkan bencana seperti erosi, banjir bandang, dan sedimentasi, terutama pada saat musim hujan tiba. Faktor-faktor buruk seperti penggundulan hutan, sedimentasi dan sistem drainase yang salah dapat memperburuk dampak tersebut, sehingga pengelolaan berbasis data menjadi sangat dibutuhkan, salah satunya adalah penggunaan teknologi Automatic Water Level Recorder (AWLR). Karena teknologi ini memungkinkan pemantauan tinggi muka air secara real-time, sehingga risiko banjir dapat ditentukan lebih dini serta tindakan mitigasi dapat segera dilakukan. Dapatkan informasi lainnya seputar ilmu lingkungan dan pertanian dengan cara mengunjungi kami di:
Website: mertani.co.id
YouTube: mertani official
Instagram: @mertani_indonesia
Linkedin : Merapi Tani Instrumen
Tiktok : mertaniofficial
Sumber :
Commentaires