top of page
Writer's pictureNuzul

Apakah Pupuk Kandang lebih baik dari pupuk kimia?

Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung lebih dari satu unsur hara yang berupa nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, pupuk juga mengandung beberapa zat yang diperlukan untuk memenuhi kekurangan nutrisi yaitu unsur-unsur nitrogen, fosfor, dan kalium dalam jumlah banyak. Sedangkan dalam jumlah sedikit terdiri dari unsur sulfur, kalsium,besi, magnesium, seng, tembaga, dan boron. Semua unsur dikelompokkan dalam dua jenis pupuk yang disebut pupuk makro dan mikro. Pupuk makro diibaratkan sebagai nasi atau sumber karbohidrat pada manusia, harus tersedia dengan jumlah besar sebagai sumber makanan utama. Lain halnya dengan pupuk mikro ibarat sumber mineral bagi tubuh, didalam tanaman ia berperan untuk keseimbangan metabolisme pada tanaman dan meningkatkan produktifitas meskipun jumlahnya sedikit. Pemberian dan waktu yang efektif bisa dilihat melalui artikel Cara Pemupukan yang Efektif dan Efisiensi Pada Kelapa Sawit.

Mertani_pupuk kimia
Gambar.1 Pupuk kimia

Mertani_pupuk kandang
Gambar.2 Pupuk kandang

Pupuk NPK yang mengandung unsur hara makro mampu memacu pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik yang berakibat pada penambahan bobot kering tajuk dan akar. Berat kering tanaman mencerminkan status nutrisi tanaman karena berat kering tanaman tergantung pada jumlah sel, ukuran sel penyusun tanaman dan tanaman pada umumnya terdiri dari 70% air, dengan pengeringan air diperoleh bahan kering berupa zat–zat organik.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Adnan, Utoyo, & Kusumastuti, 2015) dalam penelitiannya di Unit Pembibitan Kelapa Sawit Politeknik Negeri Lampung mulai Juli 2013 sampai Maret 2014 dengan menggunakan bibit kelapa sawit Tenera (DxP) berumur 3 bulan dan pupuk organik (Organonitrofos dengan kandungan : C-organik >15%, C/N 15-25, NPK > 4%, Ph 4-8, kadar air <20, dan logam berat<50ppm), pupuk NPK (16:16:16). Menyatakan bahwa pemberian pupuk NPK 142g dapat meningkatkan panjang pelepah bibit umur 9 bulan, bobot kering tajuk dan bobot kering akar bibit kelapa sawit. Sedangkan pada pupuk organik meningkatkan tinggi tanaman, jumlah pelepah, diameter batang, dan P total bibit kelapa sawit. Terdapat interaksi antara keduanya terhadap bobot kering akar bibit dengan takaran NPK 50% dan organik 36 gram polibeg.

Penggunaan pupuk kimia sintetis harus sesuai dengan dosis yang dibutuhkan tanaman. Jika kelebihan dosis, akibatnya tanaman akan mengalami keracunan dan bisa mati. Berbeda dengan pupuk organik yang jika digunakan secara berlebih malah akan meningkatkan kesuburan. Hal ini disebabkan karena pupuk organik tidak hanya mengandung unsur makro dan mikro, namun juga mengandung mikrorganisme yang dapat menjaga keseimbangan proses reaksi dalam tanah.

Selain itu, penggunaan pupuk anorganik harus dikurangi, alternatifnya adalah dengan menggunakan pupuk organik baik secara tunggal maupun kombinasi dengan pupuk kimia lain. Unsur hara N, P, dan K merupakan unsur yang paling dibutuhkan dalam proses fotosintesis sebagai penyusun senyawa–senyawa dalam tanaman yang nantinya akan diubah untuk membentuk organ tanaman seperti daun, batang, dan akar. Ketersediaan unsur hara nitrogen, fosfor, dan kalium yang optimal bagi tanaman. Senyawa ini dapat meningkatkan jumlah klorofil, guna meningkatkan aktivitas fotosintesis yang menghasilkan asimilat lebih banyak yang mendukung berat kering tanaman. Selain itu pemberian pupuk organik dapat memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah sehingga dapat mencukupi kebutuhan unsur hara mikro, sebab kandungan hara dalam pupuk organik merupakan hara dalam bentuk yang tersedia dan dapat diserap akar tanaman.

Penggunaan pupuk organik akan meningkatkan kandungan hara tanah sehingga akan mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Misalnya pada kasus yang masih menjadi kendala bagi petani yaitu penggunaan tanah subsoil yang miskin hara, kurangnya penggunaan pupuk organik dan dominasi pupuk anorganik pada setiap kegiatan budidaya tanaman. Kendala ini dapat diatasi menggunakan pupuk organik. Petani masih beranggapan bahwa dengan menggunakan pupuk organik hasil produksi yang diperoleh rendah, sedangkan manfaat dari penggunaan pupuk organik akan terlihat secara sistemik seperti memperbaiki kesuburan tanah, biologi tanah, dan fisik tanah. Kombinasi pupuk organik dan anorganik pada dosis tertentu perlu dikaji lebih lanjut, sehingga hasil pertumbuhan bibit menjadi maksimal.


KESIMPULAN

Secara alami kebutuhan pupuk makro dan mikro sudah tersedia lengkap pada kompos, pupuk kandang atau bahan organik yang sudah terurai, namun jumlah kandungan unsurnya sangatlah sedikit. Sehingga jika hanya menggunakan pupuk kandang, maka perlu pupuk kandang dalam jumlah besar. Berbeda dengan pupuk kimia yang biasa digunakan, seperti UREA, SP36 dan KCl. Setiap jenis pupuk hanya memiliki unsur tunggal namun dalam jumlah besar, seperti Urea hanya mempunyai kandungan Nitrogen, SP36 dengan kandungan Fosfor dan KCl dengan kandungan Kalium. Jadi, kandungan pupuk organik dan anorganik sama-sama penting, dengan takaran dosis yang sesuai. Kedua jenis pupuk ini memiliki senyawa hara yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang tanaman dengan peran masing berbeda.



Referensi

Admin. (2016, Maret). Pupuk Makro dan Mikro untuk Tanaman. Retrieved from Benih Pertiwi: https://benihpertiwi.co.id/

Adnan, I. S., Utoyo, B., & Kusumastuti, A. (2015). Pengaruh Pupuk NPK dan Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Main Nursery. Jurnal Agro Industri Perkebunan, 69-81.



4,864 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


WhatsApp
bottom of page