top of page
Writer's pictureUmi Fadilah_

Bentuk Sigap Rekondisi Automatic Weather Station oleh Tim Mertani di PT Testindo, Riau



Mertani.co.id - Pertanian menjadi sektor yang terbilang cukup menguras tenaga, waktu, dan kesabaran. Mengelola lahan perkebunan berarti sudah siap dengan berbagai macam risiko yang harus diterima, termasuk gagal panen. Gagal panen sendiri memiliki beragam penyebab, seperti kebakaran lahan, banjir, juga cuaca pada lingkungan sekitar yang tidak menentu. Maka hal yang bisa dilakukan oleh para petani adalah dengan mencari solusi dari masalah tersebut. Misalnya saja, penyebabnya karena kebakaran lahan, petani dapat menggunakan Automatic Water Level (AWL) guna mencegah terjadi kebakaran yang kedua kalinya.


Kembali lagi pada kesabaran, petani harus menyiapkan mental untuk beberapa kejadian di luar ekspektasi. Sudah menggunakan teknologi guna mencegah terjadinya banjir maupun kebakaran lahan, tetapi rupanya alat tersebut rusak karena ulah hewan liar. Maka dari itu, penting bagi petani untuk mencari sebuah perusahaan penyedia iot solution yang bertanggung jawab.


Seperti yang pernah kami bahas sebelumnya, Mertani selalu berusaha memberikan solusi untuk membantu menyelesaikan permasalahan dalam sektor pertanian. Terbaik dalam produk juga terbaik dalam penanganan. Tidak hanya dalam pemasangan, Mertani juga selalu berusaha mendengarkan berbagai aspirasi dari para pelanggan.


Pagi hari, seorang pelanggan datang dari Riau ke kantor Mertani untuk menyampaikan keluhannya. Di mana alat yang pernah di pasang oleh tim Mertani mengalami masalah. Salah satu penyebabnya adalah serangan dari hewan liar di dalam hutan yang mengakibatkan baterai pada AWS drop bahkan beberapa bagian alat juga tampak melengkung. Maka tanpa menunggu lama, tim segera bersiap untuk memperbaiki alat-alat tersebut.


Ilustrasi keberangkatan tim Mertani
Ilustrasi keberangkatan tim Mertani

Pada hari Senin, 8 Agustus 2022, tepatnya pukul sebelas siang tim Mertani melakukan penerbangan menuju Riau. Jalanan cukup padat, sehingga membuat perjalanan sedikit lama. Pukul setengah empat sore tim baru sampai di Hotel Meranti. Beristirahat sejenak, pukul empat sore tim langsung menuju ke lokasi pertama, yaitu Teluk Meranti guna memperbaiki Automatic Weather Station. Setelah melakukan pengecekan, rupanya ada masala di bagian daya. Maka untuk menanganinya, tim segera mengganti sparepart yang bermasalah. Permasalahan di lokasi pertama telah selesai. Masih pada hari yang sama, tim Mertani menuju lokasi kedua.

Sebuah perkebunan kelapa sawit, tepatnya di Kerumutan. Di sini, Automatic Weather Station (AWS) mengalami masalah pada bagian baterai dan sensor. Petani mengaku, bahwa alat tersebut rusak disebabkan oleh serangan hewan liar, sehingga control box dan MPTT harus diganti. Tidak lama, alat selesai diperbaiki dan tim pun kembali ke penginapan.



Malam harinya, tim beralih ke lokasi ketiga yaitu Indragiri Hulu. Mengingat hari yang sudah larut, kegiatan dilanjutkan esok hari. Pada pukul delapan pagi, tim menuju ke perkebunan nanas, tepatnya di Redang. Alat yang sebelumnya pernah kami pasang di kebun tersebut mengalami masalah pada bagian daya. Perbaikan dilakukan hingga pukul dua belas siang.



Selanjutnya, tim menuju ke Kerta Jaya, Indragiri Hilir (Inhi). Untuk sampai ke Inhi, tim harus menaiki sampan, baru setelahnya menggunakan sepeda motor. Tim Mertani sampai di Inhi pada pukul enam sore dengan membutuhkan waktu perjalanan 2,5 jam. Perkebunan yang terletak di pedalaman hutan, membuat lokasi tersebut tidak ada sumber listrik. Di Kerta Jaya sendiri, masalahnya bukan hanya baterai yang drop, tetapi juga semua sensor yang tidak dapat terbaca. Berbekal kemampuan yang mumpuni, dengan cekatan dan telaten, tim Mertani segera melakukan perbaikan. Setelah dipastikan normal, tim kembali ke penginapan dengan menggunakan sampan terakhir di malam itu yaitu pukul sepuluh malam.



Pukul delapan pagi, tim menuju ke lokasi ke lima yaitu Rambaian yang merupakan perkebunan kelapa. Tim Mertani mengaku, bahwa ini merupakan lokasi dengan rute perjalanan tersulit. Rute yang dilalui adalah jalan setapak dan tampak rusak, sehingga harus penuh kehati-hatian untuk dapat melewatinya. Perlu waktu dua jam untuk tim Mertani sampai ke lokasi tujuan menggunakan sepeda motor. Tidak menunggu waktu lama, tim Mertani mampu menyelesaikan permasalahan yang terdapat pada AWS. Kemudian, tim kembali ke penginapan pada pukul dua siang.



Seluruh alat telah diperbaiki, tim pun berencana untuk segera pulang ke Yogyakarta. Akan tetapi, tim mendapat kabar bahwa di Redang dan Kerumutan kembali mendapat masalah dengan keluhan yang berbeda. Di Redang, baterai mengalami drop, sedangkan di Kerumutan, sensor yang sebelumnya sudah diperbaiki ternyata rusak kembali karena ulah hewan liar. Mendengar hal itu, tim segera bergegas ke lokasi tersebut untuk memperbaikinya. Malam hari, setelah perbaikan, tim segera menuju ke bandara karena sudah ada jadwal penerbangan untuk kembali ke Yogyakarta pada pukul tujuh pagi.


Itu tadi merupakan sedikit cerita mengenai perjalanan tim Mertani dalam perbaikan alat di Riau. Dapatkan informasi lebih lengkap mengenai ilmu perkebunan dan pertanian di akun media sosial kami yaitu @mertani_indonesia.

99 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


WhatsApp
bottom of page