Pemupukan merupakan faktor yang penting untuk menunjang pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Dosis dan takaran dalam pemupukan pada masing-masing tanaman berbeda, tergantung jumlah nutrisi yang dibutuhkan pada tanaman tersebut. Pada dasarnya setiap tanaman memerlukan perlakuan yang khusus dalam hal pemupukan. Tujuan dari pemupukan itu sendiri adalah memberikan asupan makanan pada tanaman untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Pemupukan pada tanaman perkebunan merupakan usaha untuk menambah unsur hara yang efektif dan berimbang secara langsung atau tidak langsung diberikan kepada tanaman guna mencapai (TBS) Tandan Buah Segar. Salah satu tanaman perkebunan yang memerlukan pemupukan secara rutin, cukup, dan berimbang yaitu tanaman kelapa sawit. Tanaman ini membutuhkan proses pemupukan yang baik, karena unsur hara yang tersedia didalam tanah semakin berkurang. Hal itu dikarenakan kemampuan kelapa sawit dalam mengabsorbsi unsur hara sangat rendah.
Penyebaran feeding root (penyerapan akar) pada tanaman kelapa sawit dibatasi pada 0-60 cm. Selain itu variasi iklim yang lebih cenderung menurun tingkat kesuburan tanahnya, dalam kondisi terlalu kering maupun terlalu basah berpengaruh terhadap kondisi kesuburan tanah pada kedalaman 0-60 cm (Panggabean & Purwono, 2017).
Akibatnya pada tandan buah segar (TBS) mengalami penurunan pertumbuhan dan produksi tanaman. Disisi lain, pengaruh cuaca dan gulma mengakibatkan pupuk menguap ke udara. Sehingga jumlah pupuk yang tersedia di dalam tanah pada pohon kelapa sawit sedikit demi sedikit mengalami penurunan.
Teknik pemupukan diharapkan mampu memaksimalkan penyerapan nutrisi di dalam tanah dengan mengoptimalkan pertumbuhan dan produksi yang nyata pada tanaman sawit. Sebaliknya, teknik pemupukan yang tidak baik dapat merusak dan menambah biaya pengeluaran yang lebih banyak.
Menurut Bapak Kurniawan selaku Penyuluh Pertanian Muda BPP Kabupaten Nunukan, menjelaskan bahwa sebelum melakukan pemupukan, terlebih dahulu melakukan persiapan sebelum pemupukan yang disebut pra pemupukan.
Teknik kegiatan yang mendukung keberhasilan pemupukan dan pra pemupukan yaitu :
1. Pembersihan piringan dan buka piringan
Merupakan kegiatan membersihkan gulma dan kayu dibawah tajuk tanaman. Proses ini dimaksudkan untuk smenghindari persaingan unsur hara dan sanitasi dari pupuk yang diberikan.
2. Pembuatan pasar panen
Pembuatan pasar panen yaitu pembuatan jalan diantara beberapa jejer tanaman sawit untuk memudahkan penebaran pupuk yang akan diaplikasikan pada tanaman.
3. Pembersihan gawangan mati
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, untuk menjaga agar jumlah unsur hara yang ada ditanah tidak berkurang, maka perebut unsur hara seperti gulma dan beberapa tanaman jenis polong-polongan yang menjulur di pohon sawit harus dibersihkan. Setelah semua persiapan pra pemupukan selesai, tahap selanjutnya adalah tips pemupukan yang baik dan benar. Keefektifan dan efisiensi pemupukan ditentukan oleh pengelolaan pemupukan yang tepat.
Pemupukan yang efektif dan efisien mengacu pada konsep 4T yaitu: tepat jenis, tepat dosis, tepat tempat,dan tepat cara. Dasar pertimbangan yang digunakan dalam penentuan jenis pupuk antara lain: umur tanaman, gejala defisiensi hara, kondisi lahan dan harga pupuk.
1. Tepat Jenis
Pupuk yang diaplikasikan harus sesuai jenisnya. Pada tanaman sawit, pupuk yang digunakan yaitu Borate, TSP/SP/RP, Urea/Za, Dolomite/Kieserite, dan MOP/KCL.
2. Tepat Dosis
Dosis yang diberikan kepada tanaman kelapa sawit harus sesuai dengan kebutuhan dan umur tanamannya.
3. Tepat Tempat
Tempat yang paling baik digunakan yaitu piringan dan gawangan yang sudah dibersihkn dari kotoran termasuk gulma yang berbahaya.
4. Tepat Cara
Pengaplikasian pupuk di tanaman sawit harus sesuai dengan prosedur dan cara yang tepat.
Pemupukan juga tergantung terhadap iklim meliputi curah hujan yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi waktu aplikasi pemupukan.
Berikut jadwal atau waktu pemupukan yang tepat untuk mengatasi gangguan iklim disekitar perkebunan. Pemupukan yang optimum dilakukan pada saat curah hujan 100-200 mm/bulan dan minimum pada curah hujan 60 mm/bulan serta maksimun 300 mm/bulan. Jika terjadi kemarau dengan curah hujan kurang dari 60 mm/bulan, maka pemupukan dihentikan dan dapat dilaksanakan pemupukan kembali jika sudah turun hujan 50 mm/10 hari.
Selain iklim curah hujan, masih ada hal-hal lain yang perlu diperhatikan yaitu cara penaburan pupuk yang benar. Cara penaburan pupuk pada intinya diaplikasikan di daerah perakaran yang dominan menyerap hara. Cara dan tempat penaburan pupuk yang diaplikasikan berpengaruh terhadap persentasi pupuk yang diserap oleh tanaman.
Referensi
Hendarto, K. (2020, Oktober Sabtu). Materi Lokalita. Retrieved from Cyber Extention: http://cybex.pertanian.go.id/artikel/94982/teknik-pemupukan-kelapa-sawit-/
Panggabean, S. M., & Purwono. (2017). Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Pelantaran Agro Estate,. Bul. Agrohorti 5 (3), 316-324.
Your Plantation Is In A Good Hand
+62 274 2823880
www.mertani.co.id
PT Merapi Tani Instrumen (Mertani)
Comments