top of page

Krisis Agraria dan Ekologis di Indonesia: Tantangan dan Solusi

Updated: Jan 16, 2024



agraria - Mertani
Sumber: ( pexels.com )

Indonesia memiliki sebutan negara agraris, yaitu sebuah negara yang memanfaatkan sektor pertanian untuk meningkatkan perekonomian. Di Indonesia, sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani dan memanfaatkan lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan. Komoditas pertanian di Indonesia didominasi oleh sawah sehingga Indonesia mampu memproduksi padi atau beras dalam jumlah yang besar. Indonesia berpotensi menjadi negara agraris karena tanah yang dimanfaatkan sebagai lahan pertanian merupakan tanah yang subur, selain itu Indonesia berada pada iklim tropis sehingga mendapatkan sinar matahari yang cukup dan dengan intensitas curah hujan yang tinggi. Indonesia, sebagai negara agraris, menghadapi tantangan serius terkait krisis agraria dan ekologis. Perubahan iklim, ekspansi industri, dan ketidaksetaraan akses lahan menjadi isu yang mendalam di tengah kehidupan masyarakat agraris. Selain itu, rendahnya ketertarikan anak muda untuk turut serta berpartisipasi dalam pembangunan pertanian di Indonesia, juga dapat menghambat tumbuh dan berkembangnya sektor pertanian di Indonesia. Nah, pada artikel Mertani kali ini kita akan memperlajari akar permasalahan, dampak, serta memberikan solusi untuk mengatasi krisis agraria dan ekologis di Indonesia.


1. Konteks Krisis Agraria

a. Kepemilikan dan Akses Lahan

Salah satu permasalahan utama adalah ketidaksetaraan kepemilikan lahan. Sebagian besar lahan dimiliki oleh kelompok besar, sementara petani kecil kesulitan untuk mengakses lahan yang subur. Hal ini menyebabkan ketidaksetaraan sosial dan ekonomi di komunitas agraris. Selain itu, jumlah petani gurem di Indonesia kian meningkat karena adanya krisis agraria ini. Petani gurem adalah petani kecil yang memiliki lahan kurang dari 0.25 hektare sebagai lahan pertanian. Petani gurem ini hanya bisa memanfaatkan lahan pertanian mereka untuk menanam produk bahan makanan biasa, yang mungkin tidak memiliki keuntungan untuk bahan ekspor. Ketika lahan pertanian kecil dimanfaatkan untuk produk bahan pangan, kemungkinan akan menguras ketersediaan bahan pangan.

b. Alih Guna Lahan

Alih guna lahan adalah proses perubahan fungsi suatu lahan dari satu penggunaan menjadi penggunaan yang berbeda. Seperti contoh, lahan pertanian mengalami transformasi menjadi lahan perindustrian, perumahan atau kondisi lainnya.Ekspansi industri, perkebunan kelapa sawit, dan pertambangan merupakan faktor penyebab utama alih guna lahan. Hutan dan lahan pertanian tradisional sering kali dikorbankan demi kepentingan ekonomi, mengakibatkan hilangnya sumber mata pencaharian bagi masyarakat lokal. Selain itu, hal ini dapat menyebabkan berkurangnya pasokan bahan baku bagi masyarakat Indonesia.


2. Krisis Ekologis di Indonesia

krisis ekologi - Mertani
Sumber: ( Kompasiana.com )

a. Kerusakan Lingkungan

Perubahan iklim, deforestasi, dan polusi merupakan dampak langsung dari eksploitasi sumber daya alam. Hutan hujan Indonesia, sebagai paru-paru dunia, mengalami tekanan serius akibat aktivitas manusia yang tidak terkontrol. Seperti senyawa karbon dioksida, metana, dan nitrous oksida yang terus memenuhi langit bumi dan membuatnya semakin memanas.

b. Kehilangan Keanekaragaman Hayati

Penggundulan hutan dan degradasi lahan mengakibatkan hilangnya habitat alami bagi berbagai spesies flora dan fauna. Keanekaragaman hayati Indonesia terancam punah akibat eksploitasi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan.


3. Dampak Sosial dan Ekonomi

a. Kemiskinan dan Ketidaksetaraan

Krisis agraria dan ekologis secara langsung memengaruhi kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Petani kecil yang kehilangan lahan pertanian tradisionalnya terdampak secara ekonomi, sementara kelompok besar yang memiliki lahan terus memperkuat dominasinya.

b. Konflik Agraria

Ketidaksetaraan dalam kepemilikan lahan sering kali memicu konflik agraria antara petani kecil dan perusahaan besar. Konflik ini dapat mengakibatkan kerugian ekonomi, kerusakan sosial, dan bahkan korban jiwa.


4. Solusi untuk Mengatasi Krisis Agraria dan Ekologis

petani - Mertani
Sumber: ( pexels.com )

a. Reforma Agraria

Langkah pertama yang perlu diambil adalah reforma agraria yang mengedepankan keadilan dan kesetaraan dalam kepemilikan lahan. Pemerintah harus mendorong redistribusi lahan untuk mendukung petani kecil dan mencegah monopoli oleh kelompok besar.

b. Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan

Indonesia perlu mengembangkan kebijakan yang mendukung pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Hal ini melibatkan perlindungan hutan, penerapan praktik pertanian berkelanjutan, dan pengawasan ketat terhadap industri ekstraktif.

c. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat melalui edukasi dan pelatihan merupakan kunci untuk meningkatkan kapasitas petani kecil dalam menghadapi perubahan iklim dan ekspansi industri. Masyarakat perlu diberdayakan agar dapat berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan.

d. Kolaborasi Stakeholder

Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil adalah langkah penting untuk mengatasi krisis agraria dan ekologis. Pembuatan kebijakan yang melibatkan semua pihak akan memastikan implementasi yang efektif dan berkelanjutan.

e. Edukasi Lingkungan

Pentingnya edukasi lingkungan sejak dini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga ekosistem alam. Program pendidikan yang menyeluruh akan membantu menciptakan generasi yang peduli terhadap lingkungan.


Krisis agraria dan ekologis di Indonesia merupakan tantangan serius yang memerlukan tindakan segera. Reforma agraria, pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, pemberdayaan masyarakat, kolaborasi stakeholder, dan edukasi lingkungan adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencapai pembangunan berkelanjutan di masa depan. Dengan upaya bersama, Indonesia dapat mengatasi krisis ini dan menjaga keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakatnya. Nah, itulah penjelasan mengenai krisis agraria dan ekologis di Indonesia, semoga bermanfaat! Dapatkan informasi lainnya seputar lingkungan, dengan mengunjungi kami di:


Website: mertani.co.id 

YouTube: mertani official 

Linkedin : PT Mertani .


Sumber:



313 views1 comment

1 Comment


Restu Setiawan
Restu Setiawan
Jan 16, 2024

keren

Like
WhatsApp
bottom of page