OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) adalah segala sesuatu yang dapat merusak dan menghambat pertumbuhan pada tanaman. OPT dapat mengambil nutrisi pada tanaman dan mengakibatkan rusak atau mati jika tidak segera ditangani. Organisme yang mengganggu tanaman bisa dari jenis hewan atau tumbuhan yang merugikan tanaman pada kebun. Ada tiga jenis OPT berdasarkan jenis penyerangannya, yaitu hama, vektor penyakit, dan gulma.
Hama merupakan hewan yang dapat merusak tanaman secara langsung. Menurut Dinas Perkebunan, ada beberapa jenis hama yang mana hama tersebut masuk ke dalam golongan serangga, yaitu moluska (keong, bekicot), rodenta (tikus), mamalia (babi), nematoda (cacing) dan sebagainya. Serangan hama menjadi salah satu ancaman yang sangat terlihat karena organisme menyerang tanaman secara langsung. Akan tetapi, hama tidak menular karena bukan merupakan suatu vektor penyakit. Apabila serangan hama terjadi secara besar dan berkala tanpa adanya penanganan, maka akan menjadi kerugian bagi pembudidaya tanaman.
Berbeda dengan hama, kerusakan pada tanaman karena vektor penyakit disebabkan oleh organisme yang menyebar penyakit pada tanaman sehingga memberikan gejala sakit, menurunkan imunitas pada tanaman, serta mengganggu metabolisme tanaman. Ketika vektor penyakit menyerang tanaman, terjadi gejala abnormal pada metabolisme tanaman tersebut. Ada beberapa penyakit yang masih bisa ditoleransi dengan peningkatan amunisi pada tanaman. Akan tetapi, terdapat pula penyakit yang memberikan efek serius pada tanaman sehingga dapat menyebabkan kematian. Vektor penyakit yang dapat menyerang tanaman adalah sejenis bakteri, virus, dan cendawan. Umumnya, gejala penyakit yang sudah terjadi pada tanaman dapat menular secara cepat dan tidak dapat ditangani.
Selain hama dan vektor penyakit, tanaman juga sering kali mengalami kerusakan karena adanya gulma pada lingkungan pertanian. Gulma merupakan jenis tanaman liar yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman pada kebun. Tanaman liar ini dapat tumbuh sendiri pada sekitar tanaman yang dibudidayakan. Gulma biasanya tidak menimbulkan kematian, tetapi dapat menyerap nutrisi pada akar tanaman sehingga menyebabkan pertumbuhan terhambat. Apabila gulma tumbuh lebih cepat dan lebih lebat dari tanaman budidaya, maka sudah dipastikan pertumbuhan pada tanaman tidak optimal. Ada beberapa jenis gulma yang memberikan racun pada akar tanaman, seperti kandungan metabolit sekunder (cairan) di akar alang-alang. Beberapa jenis gulma tersebut adalah gulma rerumputan (Grasses), gulma teki-tekian (Sedges), Gulma daun lebar (Broad Leaves), dan gulma pakis-pakisan (Fern).
Untuk menanggulangi adanya OPT di perkebunan, kita perlu melakukan tindakan untuk mengurangi bahkan memberantas parasit pada tanaman budidaya. Kita bisa menggunakan bahan-bahan organik yang ramah lingkungan. Berikut adalah cara pengendalian OPT yang telah kami rangkum dari beberapa sumber.
1. Menggunakan Agen Hayati (Biological Methods)
Pengendalian OPT secara hayati berarti memanipulasi musuh untuk mengendalikan populasi hama. Parasitoid, predator, dan pentogen merupakan faktor pengendali serangga dalam kerusakan tanaman. Untuk organisme yang digunakan dalam pengendalian hayati biasanya adalah mikroorganisme antagonis. Pada penggunaan organisme untuk pengendalian OPT, dapat digunakan untuk melindungi dan menjaga pertumbuhan tanaman.
2. Pengendalian OPT Secara Kultur Teknis
Untuk pengendalian OPT secara teknis, kita dapat melakukan penanganan secara langsung seperti mengambil hama yang ada pada tanaman. Hama seperti ulat atau belalang dapat kita buang manual dengan tangan secara langsung. Penanganan hama perlu dilakukan secara berkelanjutan agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Selain itu, pengendalian OPT secara teknis juga disebut sebagai pengendalian agronomik, yaitu pengelolaan lingkungan supaya para organisme tidak dapat berkembang-biak di area perkebunan. Pengendalian secara teknik mudah dilakukan dan tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan. Untuk usaha pengendalian OPT secara agronomik, lebih baik dilakukan sebelum serangan OPT terjadi.
Pembersihan hama yang ada pada tanaman juga menjadi salah satu cara efektif untuk menutup perkembangbiakan OPT di tanaman budidaya. Kita juga bisa melakukan sanitasi atau pembersihan lahan dari berbagai sisa tanaman atau gulma pada tanaman. Sanitasi digunakan untuk mengurangi populasi dan tempat berkembang-biak hama. Pengelolaan tanah dan air juga berpengaruh pada bertambahnya hama di perkebunan. Pada pengendalian secara teknis, kita bisa melakukan berbagai kegiatan untuk memutus perkembangbiakan hama, seperti melakukan rotasi tanaman atau menggilir tanaman dengan ancaman jenis hama yang berbeda. Selain itu, kita bisa melakukan penanaman serempak untuk mengurangi makanan pada hama karena proses panen juga bisa dilakukan secara bersamaan.
3. Pengendalian OPT Secara Fisik
Pengendalian secara fisik yaitu melakukan perubahan lingkungan secara signifikan, seperti suhu, kelembapan, dan lain-lain, sehingga dapat mengurangi perkembangan atau mematikan OPT. Hal yang bisa dilakukan untuk mengendalikan OPT secara fisik adalah dengan menggunakan lampu perangkap. Ada beberapa jenis hama yang tertarik dengan cahaya, seperti wereng. Ketika wereng menghampiri cahaya lampu yang dipasang di kebun, kita bisa menangkap dan memusnahkannya.
Penggunaan penghalang atau barrier juga dapat menghalangi atau membatasi pergerakan dari OPT supaya tidak menyerang tanaman. Kita bisa meninggikan pematang agar tidak ada hama yang dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Pembuatan selokan atau lubang di sekeliling area pertanian juga bisa digunakan sebagai jebakan untuk hewan-hewan yang dapat menyerang perkebunan.
4. Penggunaan Pestisida untuk Memberantas Hama
Penggunaan senyawa kimia atau pestisida untuk penanganan OPT di kebun menjadi rekomendasi terakhir karena dinilai berbahaya dan memberikan efek samping bagi lingkungan sekitar. Pada penggunaan pestisida, hendaknya kita menggunakannya secara legal. Apabila harus menggunakan pestisida, kita perlu mengaplikasikannya secara bijaksana. Kita perlu memerhatikan prinsip-prinsip dalam pengelolaan risiko dan prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Selain itu, pestisida yang digunakan juga harus ekonomis dan efisien. Pestisida yang diaplikasikan secara benar pada tanaman, membuat efikasi biologis yang ditampilkan pun menjadi optimal.
Pengelolaan OPT pada perkebunan menjadi salah satu tanggung jawab pembudidaya dalam perawatan tanaman. Ketika kita dapat mengatasi masalah OPT, maka hasil yang kita dapatkan akan maksimal.
Nah, itulah penjelasan mengenai jenis OPT dan pengendaliannya dalam perkebunan. Dapatkan informasi lainnya seputar ilmu pertanian dan perkebunan dengan cara mengunjungi kami di:
Website: mertani.co.id
YouTube: mertani official
Instagram: @mertani_indonesia
Linkedin : PT Mertani
Tiktok : mertaniofficial
Sumber:
https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/organisme-pengganggu-tanaman-opt-50
https://distanpangan.baliprov.go.id/rpo-garda-depan-pengendalian-opt/
https://www.academia.edu/39648479/PENGENDALIAN_ORGANISME_PENGGANGGU_TANAMAN_OPT
https://tipspetani.com/4-cara-pengendalian-opt-organisme-pengganggu-tanaman/
Apabila digunakan secara berlebihan, apakah ada dampak pestisida terhadap tanaman ya kak?
🤔