Dalam bidang perkebunan, khususnya di negara Indonesia yang terkenal tropis ini, membutuhkan peran penting dalam menjaga stabilitas lingkungan perkebunan. Pemantauan tinggi muka air menjadi salah satu peran penting dalam menjaga stabilitas lingkungan perkebunan. Tinggi muka air yang optimal dapat membantu mencegah terjadinya banjir dan kekeringan yang berpotensi merugikan produktivitas tanaman. Salah satu teknologi yang dapat mengatasi permasalahan tersebut adalah Automatic Water Level Recorder (AWLR). AWLR merupakan perangkat yang digunakan untuk mengukur dan merekam tinggi muka air secara otomatis, efisien, dan akurat. Dengan adanya teknologi ini pada perkebunan, pengelola kebun dapat memantau kondisi air secara real-time, pengambilan keputusan yang lebih cepat, dan meningkatkan upaya pencegahan risiko terhadap perubahan iklim yang tidak menentu.
Alasan Pentingnya Memantau Tinggi Muka Air
Pemantauan tinggi muka air tanah pada perkebunan sangat dibutuhkan, karena kondisi air yang stabil dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Air yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat menghambat proses pembentukan makanan pada tumbuhan dan merusak akar tanaman. Selain itu, alasan selanjutnya karena pemantauan tinggi muka air dapat mendeteksi adanya potensi banjir atau kekeringan lebih awal. Dengan begitu, tindakan mitigasi dapat segera dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif pada tanaman.
AWLR Membantu Memonitoring Tinggi Muka Air
Automatic Water Level Recorder (AWLR) adalah sistem yang dirancang untuk memantau tinggi muka air secara otomatis, real-time, dan akurat. Sistem ini biasanya ditempatkan di lokasi yang strategis, seperti kolam irigasi di sekitar perkebunan atau aliran sungai. Cara kerja AWLR sendiri yaitu dengan menggunakan sensor yang dapat mengukur tinggi muka air, lalu data tersebut dikirimkan ke RTU (Remote Terminal Units) secara berkala. AWLR mampu memantau tinggi muka air secara berkelanjutan tanpa perlu adanya pengawasan manual serta dapat diakses dengan jarak jauh melalui jaringan internet.
Definisi Banjir dan Kekeringan
Banjir merupakan keadaan di mana suatu daerah tergenang oleh air dalam jumlah besar. Banjir dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti curah hujan tinggi atau luapan sungai. Bagi perkebunan, banjir dapat menyebabkan tanaman terendam air serta mematikan akar, yang pada akhirnya berdampak pada penurunan hasil panen.
Sedangkan kekeringan merupakan peristiwa langkanya keberadaan air di suatu daerah pada waktu tertentu dan diakibatkan oleh beberapa peristiwa tertentu. Kekeringan biasanya disebabkan curah hujan yang rendah, angin yang kering, dan suhu udara yang tinggi. Pada perkebunan, kekeringan bisa menyebabkan tanaman kekurangan air sehingga dapat mengganggu proses metabolisme, sehingga menyebabkan pertumbuhan terhambat bahkan hingga kematian pada tanaman.
Dampak Banjir dan Kekeringan
Pada Kekeringan
1. Kurangnya Sumber Air Minum
Ini merupakan dampak berbahaya dari kekeringan. Manusia tidak akan bertahan tanpa adanya makanan dan minuman.
2. Kurangnya Sumber Air untuk Kebutuhan Sehari-hari
Kebutuhan air untuk sehari-hari memiliki banyak manfaat , terutama untuk air minum. Tanpa air, kegiatan sehari-hari menjadi sangat merepotkan.
3. Gagal Panen
Adanya gagal panen pada pertanian merupakan salah satu faktor kurangnya pasokan air untuk irigasi ladang.
4. Timbul Banyak Bibit Penyakit
Pada saat kekeringan, air sangat terbatas dan kemungkinan air untuk mandi sangat sedikit. Penyakit yang paling banyak terjadi adalah penyakit kulit.
5. Lingkungan Menjadi Kotor
Salah satu sifat air adalah dapat menghanyutkan atau menghilangkan berbagai kotoran. Misalkan tidak ada air, maka kotoran-kotoran yang ada tidak dapat dibersihkan.
Pada Banjir
1. Kesulitan Air Bersih
Air yang meluber ke pemukiman mengakibatkan ketersediaan air bersih berkurang. Baik untuk minum atau untuk kebutuhan sehari-hari lainnya.
2. Menimbulkan Masalah Kesehatan
Air banjir yang kotor dan minimnya ketersediaan air bersih kerap menimbulkan masalah kesehatan. Seperti penyebaran wabah penyakit yang rentan terhadap anak-anak dan lansia.
3. Menimbulkan Hama dan Penyakit
Pada saat banjir, semua hama kelapa sawit rayap akan naik ke atas pohon sawit sehingga bisa menyebabkan kematian pada tanaman.
4. Jadwal Panen Tidak Teratur
Akibat kondisi areal banjir, maka rotasi panen bisa tinggi, dan ini menyebabkan hasil panen tidak lebih banyak dari semestinya. Hasil panen yang gagal akan membuat buah menjadi over ripe, kemudian banyak buah tinggal yang tidak dipanen sehingga buah tersebut membusuk.
5. Penurunan Kesuburan Tanah
Banjir dapat menyebabkan tanah menjadi erosi dan kehilangan unsur hara yang berguna bagi pertumbuhan tanaman.
Pentingnya pemantauan tinggi muka air pada perkebunan untuk menghindari risiko banjir dan kekeringan. Di negara yang tropis ini, menjaga stabilitas kondisi air di area perkebunan sangat penting bagi produktivitas tanaman. Perangkat Automatic Water Level Recorder (AWLR) digunakan untuk mengukur tinggi muka air tanah secara otomatis dan real-time, yang memungkinkan pengelola kebun mengambil tindakan pencegahan. Pemantauan ini dapat membantu mendeteksi potensi banjir atau kekeringan sejak awal, sehingga mitigasi bisa dilakukan lebih cepat. Dengan menggunakan perangkat AWLR, dapat mengurangi risiko-risiko yang ada serta membantu menjaga stabilitas lingkungan dan produktivitas perkebunan. Dapatkan informasi lainnya seputar ilmu lingkungan dan pertanian dengan cara mengunjungi kami di:
Website: mertani.co.id
YouTube: mertani official
Instagram: @mertani_indonesia
Linkedin : Merapi Tani Instrumen
Tiktok : mertaniofficial
Sumber :
Comments