Pencatatan curah hujan adalah aspek vital dalam pemantauan cuaca dan lingkungan. Pencatatan curah hujan terdiri dari dua metode yang sering digunakan, yaitu dengan metode konvensional dan metode modern atau otomatis. Namun, metode tradisional seringkali memerlukan pengawasan manusia yang intensif dan rentan terhadap kesalahan. Di sisi lain, metode modern menerapkan adanya otomatisasi, sehingga pencatatan curah hujan menjadi lebih efisien dan akurat. Pada teknologi pencatatan curah hujan modern, terdapat sensor canggih yang dipasang secara strategis sehingga mampu mendeteksi setiap tetesan hujan secara akurat, real time, serta menyediakan data yang dapat diakses dan dianalisis dengan cepat. Teknologi otomatisasi tidak hanya memberikan informasi tentang curah hujan saat ini, tetapi teknologi ini juga membuka pintu untuk analisis data yang lebih mendalam.
Seiring berkembangnya teknologi, pencatatan curah hujan akan terus menjadi lebih canggih dan terintegrasi dengan sistem pemantauan cuaca yang lebih luas. Selain itu, kemajuan dalam konektivitas dan komputasi awan akan memungkinkan data curah hujan yang tercatat secara otomatis untuk diakses dan dianalisis secara lebih mudah dan cepat dari berbagai lokasi, bahkan melalui perangkat seluler. Hal ini akan membantu para ahli cuaca, peneliti, dan pengambil keputusan dalam menghadapi tantangan terkait perubahan iklim dan keberlanjutan lingkungan. Dalam memberi solusi mengenai hal tersebut, Mertani hadir dengan teknologi berupa ARR (Automatic Rainfall Recorder) dengan teknologi otomatisasi dan menghasilkan data yang akurat dan real time, sehingga keputusan yang diambil oleh pengguna merupakan keputusan yang tepat pada kondisi tersebut. Adapun, pada artikel ini akan dibahas lebih lanjut mengenai prinsip kerja dari sensor yang digunakan, proses pengambilan data, dan pengaksesan dan analisa data yang diperoleh dari teknologi ARR Mertani.
Prinsip Kerja Sensor Pencatat Curah Hujan Otomatis
Teknologi otomatisasi dalam pencatatan curah hujan menggunakan berbagai jenis sensor yang dipasang secara strategis untuk mendeteksi dan mencatat curah hujan secara real-time. Salah satu sensor yang umum digunakan adalah sensor hujan piezoelektrik. Sensor ini bekerja dengan mendeteksi getaran atau tekanan yang dihasilkan oleh tetesan air hujan yang jatuh ke permukaan sensor. Setiap tetesan air yang jatuh akan menghasilkan sinyal listrik yang diukur oleh sensor, dan data tersebut kemudian direkam untuk dicatat. Selain sensor piezoelektrik, ada juga sensor optik yang menggunakan cahaya untuk mendeteksi tetesan air hujan. Sensor ini bekerja dengan cara memantau perubahan intensitas cahaya yang disebabkan oleh keberadaan tetesan air di antara cahaya sensor. Ketika tetesan air hujan melintasi area sensor, intensitas cahaya yang mencapai sensor akan berkurang, dan perubahan ini akan dideteksi dan dicatat sebagai data curah hujan.
Adapun, pada perangkat ARR Mertani, digunakan teknologi sensor tipping bucket yang menggunakan prinsip jungkat-jungkit. Air hujan disimpan dalam tabung sensor dan perlahan turun melalui 4 corong berukuran sekitar 2 mm. Tetesan air hujan akan jatuh pada ujung corong dan mengisi jungkat-jungkit tipping yang tersedia. Saat satu sisi jungkat-jungkit terisi dengan tetesan air, sisi lainnya akan terangkat, dan proses ini terus berulang. Di samping jungkat-jungkit terdapat magnet, dan di luar jungkat-jungkit terdapat magnet switch yang terhubung ke komponen di dalam kotak. Setiap kali jungkat-jungkit naik atau turun, magnet tipping dan magnet switch bertemu, dan pertemuan ini akan tercatat sebagai satu ketukan. Setiap satu ketukan, curah hujan yang terhitung akan beragam, antara lain 0,1 mm, 0,2 mm, atau 0,5 mm sesuai dengan spesifikasi yang dimiliki oleh sensor tersebut.
Proses Pengambilan dan Pencatatan Data
Setelah sensor mendeteksi keberadaan tetesan air hujan, data yang dihasilkan akan dikirim ke unit pemrosesan data (data logger) yang dimiliki oleh ARR Mertani berupa IoT Hardware platform. Pada hardware tersebut, ketukan yang terdeteksi akan dikonversi dalam satuan curah hujan (mm). Data yang diperoleh juga dicatat dan dikirimkan oleh IoT hardware platform yang dapat terkoneksi dengan GSM, WiFi, atau LoRa menuju IoT software platform Mertani. Adapun apabila perangkat sedang memiliki masalah koneksi, maka data akan disimpan terlebih dahulu di memori internal dan memori eksternal yang memiliki kapasitas sampai 256 MB. Proses pengambilan, pencatatan, dan pengiriman data ini tentu dilakukan secara otomatis oleh perangkat ARR Mertani sehingga pengguna hanya melakukan pemantauan dan analisis data melalui IoT software platform yang terkoneksi.
Pengaksesan dan Analisis Data
Salah satu keunggulan utama dari teknologi otomatisasi dalam pencatatan curah hujan adalah kemampuannya untuk memberikan akses data secara real-time dan kemudahan dalam analisis. Data curah hujan yang tercatat secara otomatis dapat diakses melalui jaringan komputer atau internet, memungkinkan para pengguna untuk memonitor kondisi cuaca secara langsung di mana pun dan kapan pun. Pada ARR Mertani, pengguna dapat melihat secara langsung data yang diperoleh melalui IoT software platform. Adapun IoT software platform yang dimiliki Mertani terdiri dari PC dashboard dan Mobile Apps. Dalam mengakses data tersebut, pengguna harus memasukkan kode yang dimiliki oleh IoT hardware platform pada ARR Mertani yang terpasang ke dalam IoT software platform. Selain itu, pada Mobile Apps Mertani juga terdapat fitur deteksi kode bar (scan barcode) sehingga pengguna dapat langsung mengarahkan kamera pada Mobile Apps pada barcode yang dimiliki oleh perangkat ARR Mertani yang terpasang.
Di sisi lain, data curah hujan yang tersimpan juga dapat dianalisis untuk keperluan peramalan cuaca, pemodelan hidrologi, dan perencanaan infrastruktur. Dengan menggunakan teknik analisis data yang canggih, seperti analisis statistik dan permodelan matematika, informasi yang diperoleh dari pencatatan curah hujan otomatis dapat membantu dalam mengidentifikasi pola cuaca, meramalkan curah hujan masa depan, dan mengambil keputusan yang tepat dalam manajemen sumber daya air.
Teknologi otomatisasi dalam pencatatan curah hujan telah membawa dampak positif dalam meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam pengukuran curah hujan. Dengan menggunakan sensor otomatis yang canggih dan sistem pengolahan data yang terintegrasi, kita dapat dengan mudah mendeteksi, mencatat, dan menganalisis curah hujan secara real-time. Hal ini tidak hanya meningkatkan pemahaman kita tentang pola cuaca dan lingkungan, tetapi juga mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik dalam berbagai bidang, mulai dari mitigasi bencana hingga manajemen sumber daya alam. Dapatkan informasi lainnya seputar ilmu lingkungan dan pertanian dengan cara mengunjungi kami di:
Website: mertani.co.id
YouTube: mertani official
Instagram: @mertani_indonesia
Linkedin : PT Mertani
Tiktok : mertaniofficial
Sumber :
Comments