Pada era saat ini, muncul berbagai teknologi dan beragam fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk mempermudah di segala pekerjaan, salah satunya pada sektor pertanian. Para petani memerlukan berbagai teknologi untuk membantu perawatan tanaman. Ada banyak yang diperlukan oleh petani dalam menjaga pertumbuhan tanaman, seperti pemilihan nutrisi yang diperlukan, cuaca yang memungkinkan untuk penanaman, dan pemantauan curah hujan yang memungkinkan untuk pertumbuhan tanaman. Hal tersebut menjadikan masyarakat untuk berinovasi dalam memudahkan pekerjaan para petani sehingga dapat saling menguntungkan.
Nah, teknologi yang digunakan oleh para petani sebagian besar adalah fasilitas yang memudahkan dalam pemantauan iklim, lahan, ataupun nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman, sehingga petani dapat mengambil tindakan apa yang perlu dilakukan untuk terus membudidayakan tanaman. Biasanya, petani mengukur curah hujan untuk memantau keadaan sekitar perkebunan yang digunakan untuk menanam berbagai produk pertanian.
Alat yang biasa digunakan untuk mengukur curah hujan adalah ombrometer, yang diletakkan di kebun dan dapat menampung curah hujan. Berikut adalah cara pengukuran air hujan menggunakan ombrometer.
Air hujan yang tertampung pada ombrometer akan diperiksa pada esok harinya setelah hujan turun.
Air hujan yang tertampung di dalam ombrometer diwadahkan pada gelas penakar melalui kran ombrometer.
Ketika air yang ada di dalam gelas penakar diperkirakan akan melebihi 25 mm, maka sebelum 25 mm kran ombrometer harus ditutup terlebih dahulu kemudian dilakukan pencatatan.
Teknik pengukuran air hujan adalah ketika curah hujan 1 mm (milimeter), pada luasan satu meter persegi di tempat datar air yang tertampung adalah 1 liter.
Ada beberapa hal yang menjadi kekurangan dari ombrometer sebagai alat yang digunakan untuk memudahkan para petani dalam pemantauan curah hujan. Berikut kami jelaskan kekurangan ombrometer yang sudah kami rangkum dari beberapa sumber.
Kekurangan Ombrometer
1. Ombrometer terkesan merepotkan, karena dalam pemeriksaannya pihak kebun perlu mengukur secara manual dan mendatangi ombrometer yang ada di kebun. Hal ini kurang maksimal karena terbilang membuang waktu dengan harus mendata ke kebun setiap pagi.
2. Risiko human error lebih tinggi, data yang diukur cenderung kurang valid dan berbeda. Terkadang ada beberapa pemeriksa yang salah dalam membaca dan menuliskan data, sehingga data yang didapatkan bukanlah data yang sebenarnya.
3. Rentan terjadi pemalsuan data.
4. Kapasitas penampungan pada wadah ombrometer kemungkinan tidak dapat menampung air hujan dalam jumlah banyak ketika terjadi hujan lebat pada daerah tersebut.
5. Data berisiko hilang atau rusak ketika disajikan dalam bentuk catatan sebelum diserahkan ke pihak manajemen.
Nah, pada perkembangan teknologi saat ini, berbagai alat canggih diciptakan untuk memudahkan para petani dalam mengukur curah hujan. Mertani menciptakan Automatic Rainfall Recorder (ARR) untuk membantu petani dalam pemantauan curah hujan secara otomatis dan berbasis online. ARR juga dapat mengukur curah hujan di mana pun dan kapan pun. ARR akan membantu petani untuk mendapatkan data curah hujan yang lebih akurat, manajemen air yang lebih baik, hingga penyerapan pupuk yang lebih efisien. Automatic Rainfall Recorder (ARR) Mertani dapat menggantikan ombrometer yang terkesan rumit dan perlu banyak tindakan. Ada beberapa kelebihan dari Automatic Rainfall Recorder yang memberikan solusi bagi para petani, berikut adalah kelebihan ARR.
Kelebihan Automatic Rainfall Recorder
ARR yang sudah terpasang di kebun akan otomatis mengirim data setiap jam. Para petani tidak perlu mengukur curah hujan dan mengambil data secara manual setiap hari. Data dari ARR bisa diakses melalui smartphone kapan pun dan di mana pun.
Data hasil pengukuran dapat diunduh melalui excel maupun format csv untuk memudahkan petani dalam melakukan tindakan.
Tingkat ketelitian dan konsistensi ARR tinggi, sehingga data yang didapatkan akurat dan aktual.
Data yang sudah didapatkan oleh ARR akan otomatis tersimpan pada server, sehingga lebih aman dan tidak akan hilang.
ARR menggunakan rainfall tipping bucket untuk menampung air hujan dan kemudian diukur secara otomatis dan real-time.
Pengukuran air hujan menggunakan ombrometer harus dilakukan setiap hari pada sekitar pukul 07.00 waktu setempat. Pemantauan ini dilakukan secara rutin dan tidak boleh terlewat untuk menjaga tanaman tetap tumbuh maksimal. Akan tetapi, hal tersebut kurang efektif karena memaksa para petani untuk terus memeriksa ombrometer di kebun pada setiap pagi. Melalui Automatic Rainfall Recorder Mertani, memberikan kemudahan bagi para petani untuk menghadapi tantangan dalam pengukuran curah hujan menggunakan ombrometer.
Perangkat Automatic Rainfall Recorder Mertani mampu memberikan data curah hujan secara aktual maupun historis pada lahan. Automatic Rainfall Recorder dilengkapi dengan sensor rainfall tiping bucket, data logger yang berbasis IoT, dan platform sebagai pemantau, pengolah, serta bisa digunakan untuk mengunduh informasi curah hujan di mana pun dan kapan pun. Para petani bisa mengambil data yang ditampilkan pada PC ataupun smartphone melalui software yang sudah tersedia. Data yang didapat akan lebih aman dan dapat langsung diolah oleh pihak kebun untuk kemudian diambil keputusan dan tindakan, seperti pengelolaan air dan pupuk pada tanaman.
Automatic Rainfall Recorder Mertani membantu petani untuk bisa mendapatkan data curah hujan tanpa penghalang, seperti hujan lebat di waktu pemeriksaan data. Selain itu, ARR juga menghindari pengukuran data yang kurang representatif ketika dalam waktu 24 jam ada waktu terik dan terjadi penguapan. Nah, itulah penjelasan mengenai perbandingan antara Ombrometer dan Automatic Rainfall Recorder. Dapatkan informasi lainnya seputar ilmu pertanian dan perkebunan dengan cara mengunjungi kami di:
Website: mertani.co.id
YouTube: mertani official
Instagram: @mertani_indonesia
Linkedin : PT Mertani
Tiktok : mertaniofficial
Sumber:
👍😎👌
naiss