Sistem pertanian konvensional kerap populer di dunia pertanian saat ini, hal ini dikarenakan banyak petani yang beralih dari pertanian tradisional menjadi pertanian konvensional. Sistem pertanian konvensional menjadi pilihan utama petani karena pertanian konvensional memberikan hasil yang cepat dan berkualitas. Salah satu contoh penerapan sistem pertanian konvensional ialah penggunaan pestisida kimia untuk mengendalikan serangan hama penyakit tanaman dan penggunaan pupuk kimia untuk mendobrak pertumbuhan tanaman. Jika dilihat dari sudut pandang lain sebenarnya penerapan pertanian konvensional ini memberikan banyak dampak buruk, tidak hanya pada lingkungan tetapi juga dari segi kesehatan dan perekonomian. Penerapan sistem pertanian konvensional ini merupakan sistem pertanian yang tidak memegang prinsip berkelanjutan. Hal ini dikarenakan sistem pertanian konvensional akan membuat kualitas lahan pertanian yang akan digunakan dalam proses budidaya tanaman mengalami penurunan kualitas. Tanah pada lahan pertanian yang diolah secara konvensional akan mengalami penurunan kadar c-organik, merusak struktur tanah, menurunkan kualitas kesuburan tanah, membuat tanah mengalami degradasi, erosi, dan leaching. Hal ini diakibatkan karena tanah terlalu sering diberikan pupuk kimia, residu dari pupuk kimia ini yang akan memberikan dampak buruk pada lingkungan dan menurunkan kualitas tanah. Selain dari segi lingkungan, terdapat kerugian lain akibat penerapan sistem pertanian konvensional bagi tanaman. Tanaman yang dibudidayakan dengan berbagai macam unsur kimia cenderung menjadi tidak sehat dan beracun saat dikonsumsi, untuk mendapatkan bahan kimia tersebut, dibutuhkan biaya yang besar. Peningkatan kesadaran akan intensitas kerugian dan dampak buruk dari penerapan sistem pertanian konvensional harus ditekankan kepada para petani. Hal ini dilakukan supaya para petani sadar bahwa sistem pertanian konvesional dapat menurunkan mutu produk, sehingga mulai mencari cara, bagaimana meningkatkan mutu produk dengan sistem penerapan pertanian yang sehat dan berkelanjutan.
Sistem pertanian yang sehat dan berkelanjutan dapat dilakukan dengan penerapan sistem pertanian organik. Pertanian organik merupakan sistem pertanian yang ramah lingkungan karena menggunakan bahan yang mudah terurai dan berasal dari alam seperti kotoran hewan, sisa limbah sayuran dan buah buahan, serta sisa tanaman. Berbeda dengan pertanian konvensional, pertanian organik tentunya lebih ramah lingkungan dengan memikirkan sistem pertanian berlanjut. Salah satu hasil dari penerapan pertanian organik ialah pupuk organik. Pemberian pupuk organik dianggap lebih baik karena tidak meninggalkan residu yang nantinya akan merusak tanah. Penerapan pertanian organik pada budidaya suatu komoditas dengan menggunakan pupuk organik yang dinilai dapat memperbaiki sifat kimia, biologi, dan fisika tanah. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan alami yang telah melewati proses rekayasa. Pupuk organik yang diberikan pada tanah diharapkan dapat memperbaiki sifat fisik, biologi serta kimia tanah. Manfaat lainnya yang terdapat dari pupuk organik adalah dapat menyediakan unsur hara yang lengkap mulai dari makro maupun mikro. Pupuk organik dapat dibedakan menjadi bentuk cair dan padat. POC atau pupuk organik cair merupakan pupuk yang berbentuk cairan dengan bahan yang berasal dari makhluk hidup seperti tanaman dan hewan. Pengaplikasian pupuk organik cair dengan penyemprotan ini memiliki pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman yang dibudidaya. Begitu pula dengan pengaplikasian pupuk organik padat pada pembudidayaan tanaman.
Dalam penerapan pertanian organik, tentunya ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan. Berikut adalah prinsip-prinsip pertanian organik yang umumnya diterapkan
Prinsip kesehatan: Pertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan kesehatan tanah, tanaman, hewan, manusia, dan bumi sebagai satu kesatuan dan tak terpisahkan. Prinsip ini menunjukkan bahwa kesehatan tiap individu dan komunitas tak dapat dipisahkan dari kesehatan ekosistem tanah yang sehat akan menghasilkan tanaman sehat yang dapat mendukung kesehatan hewan dan manusia.
Prinsip ekologi: Pertanian organik harus didasarkan pada prinsip-prinsip ekologi yang memperhatikan hubungan antara organisme hidup dan lingkungannya. Prinsip ini menekankan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Prinsip keadilan: Mereka yang terlibat dalam pertanian organik harus membangun hubungan yang manusiawi untuk memastikan adanya keadilan bagi semua pihak di segala tingkatan; seperti petani, pekerja, pemroses, penyalur, pedagang, dan konsumen. Prinsip ini menekankan pentingnya memperhatikan hak dan kesejahteraan semua pihak yang terlibat dalam pertanian organik.
Prinsip perlindungan: Pertanian organik harus memperhatikan perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup, termasuk pelestarian keanekaragaman hayati dan sumber daya alam. Prinsip ini menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan hidup dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip tersebut, pertanian organik diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kesehatan manusia, lingkungan hidup, dan keberlanjutan pertanian secara global. Kemudian perlu diketahui pula bahwa dalam pertanian organik, terdapat beberapa metode pemupukan yang umum digunakan. Berikut adalah beberapa metode pemupukan yang umum digunakan dalam pertanian organik:
Pemupukan secara disebar (broadcasting): Pupuk organik diambil secukupnya dan disebar secara merata pada permukaan tanah. Setelah itu, tanaman disiram dengan air secukupnya.
Pemupukan melalui akar tanaman: Pemupukan dilakukan dengan memberikan pupuk organik melalui akar tanaman. Hal ini bertujuan untuk memberikan unsur hara pada tanah
Pemupukan dalam lubang: Pupuk organik ditempatkan di dalam lubang yang telah disiapkan sebelumnya. Setelah itu, lubang ditutup kembali dengan tanah.
Pemupukan dengan metode larikan atau barisan (ring placement): Metode ini umumnya digunakan untuk tanaman tahunan seperti tanaman buah-buahan. Pupuk organik ditaburkan melingkari tanaman dengan jarak tegak lurus daun terjauh (tajuk daun) dan ditutup kembali dengan tanah
Pemilihan metode pemupukan: Memilih cara memupuk yang tepat tergantung pada jenis tanaman yang dibudidayakan, kondisi tanah, dan kebutuhan unsur hara tanaman. Selain itu, penting juga untuk memperhatikan dosis, frekuensi, dan waktu pemberian pupuk agar tanaman tetap subur dan sehat
Demikianlah informasi mengenai prinsip dan metode untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman melalui pertanian organik. Apabila anda ingin mengetahui informasi lainnya mengenai perkebunan dan pertanian, anda dapat mengunjungi kami di:
Website: mertani.co.id
YouTube: mertani official
Instagram: @mertani_indonesia
Linkedin : PT Mertani
Tiktok : mertaniofficial
Sumber:
Comments