top of page

Sinergi SPAS dan Pengelolaan Manajemen Sumber Daya Air Terpadu untuk Keberlanjutan Sumber Daya Air di Masa Mendatang


SumberDaya Air_Mertani
Sumber: www.inilahkoran.id

Manajemen sumber daya air perlu dilakukan untuk memastikan bahwa ketersediaannya terjaga untuk masa yang akan datang. Kelangkaan air yang mengancam di masa yang akan datang perlu ditindaklanjuti dengan serangkaian program yang dapat menunjang untuk meminimalisir permasalahan tersebut, salah satunya adalah SPAS (Stasiun Pengamat Arus Sungai) dan Pengelolaan Manajemen Sumber Daya Air Terpadu (Intregated Water Recources Management). Lantas bagaimana keduanya bersinergi untuk memberikan masa depan yang lebih baik terutama dalam sumber daya air? Baca untuk informasi selengkapnya!

 

Apa itu Pengelolaan Manajemen Sumber Daya Air Terpadu?

Dilansir dari UN Environment Programme, Pengelolaan Manajemen Sumber Daya Air Terpadu adalah suatu proses yang mendorong pengembangan dan pengelolaan air, lahan, dan sumber daya terkait secara terkoordinasi untuk memaksimalkan kesejahteraan ekonomi dan sosial secara adil tanpa mengorbankan keberlanjutan ekosistem vital. Pengelolaan Manajemen Sumber Daya Air Terpadu atau dalam bahasa inggris disebut dengan istilah Intregated Water Recources Management ini, memberikan sejumlah manfaat agar penggunaan sumber daya air tidak berlebihan dan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Singkatnya, Pengelolaan Manajemen Sumber Daya Air Terpadu ini digunakan untuk menyeimbangkan manusia, kebutuhan akan air, dan ekosistem supaya tidak saling tumpang tindih.

Peran SPAS dalam Manajemen Air Terpadu

Seperti yang sudah disebutkan bahwa program Pengelolaan Manajemen Sumber Daya Air Terpadu ini atau Integrated Water Recources Management digunakan untuk menyeimbangkan antara manusia, kebutuhan akan air, dan ekosistem, maka tentunya ini berkaitan dengan lingkungan, salah satunya lingkungan sungai. Program SPAS atau Stasiun Pengamat Arus Sungai memiliki korelasi erat dengan program Manajemen Air Terpadu dikarenakan memiliki fokus yang sama yakni pada keberlanjutan dari sungai sebagai salah satu sumber daya air. Berikut peran SPAS dalam Manajemen Air Terpadu:

1. Mengetahui Kondisi dari Daerah Aliran Sungai (DAS)

Perangkat SPAS ini dapat digunakan untuk mengetahui kondisi terkini dari Daerah Aliran Sungai atau (DAS) sesuai dengan paramater yang ada di perangkat SPAS tersebut, contohnya adalah flowmeter, water level, TSS, dan debit. Keempatnya merupakan parameter yang berhubungan dengan kondisi air. Dari paramater-paramater itulah pemangku kepentingan dapat mengetahui kondisi dari Daerah Aliran Sungai atau DAS. Water level digunakan untuk mengetahui tinggi muka air dari sungai yang dimonitoring, debit digunakan untuk mengetahui jumlah satuan air yang mengalir dalam waktu tertentu, flowmeter digunakan untuk mengetahui laju air di sungai tersebut, TSS (Total Suspended Solids) digunakan untuk mengetahui partikel padat yang tidak dapat mengendap dalam air. Data yang dihasilkan akan menunjukkan kondisi dari sungai itu sendiri.

2. Evaluasi Kinerja

Data yang dihasilkan dari SPAS ini jika ditelisik lebih dalam, dapat dimanfaatkan untuk mengevaluasi kinerja program Pengeolaan Sumber Daya Air Terpadu. Ini dapat dilakukan dengan membandingkan rekap data hasil monitoring sebelumnya dengan data monitoring saat ini.

3. Peringatan Dini Bencana

Manajemen Sumber Daya Air bukan hanya dilakukan untuk menjaga kualitas air dan ekosistemnya semata, namun integrasi SPAS (Stasiun Pengamat Arus Sungai) dengan Manajemen Sumber Daya Air Terpadu lebih dari pada itu. Data debit, flowmeter, water level dari SPAS dapat digunakan untuk meminimalisir terjadinya bencana alam, khususnya yang berhubungan dengan air, contohnya banjir dan kekeringan.

 

Penggunaan ARR dan Flowmeter untuk Optimalisasi Pengelolaan Manajemen Air Terpadu

ARR_Mertani
Automatic Rainfall Recorder (Sumber:Pribadi)

Automatic Rainfall Recorder atau ARR dengan kemampuannya yang mampu memonitoring curah hujan secara real-time dan continue, perangkat ini dinilai berkompeten dalam memastikan bahwa data yang dihasilkan akurat dan dapat dijadikan rujukan. ARR dan Flowmeter juga turut memiliki peran penting dalam mengoptimaliasi pengelolaan manajemen air terpadu. ARR atau Automatic Rainfall Recorder ini dapat membantu pemangku kepentingan memantau curah hujan. Monitoring curah hujan ini berguna dalam optimaliasasi pengelolaan manajemen air terpadu, contohnya pada air sungai atau air di dalam bendungan. Pada bendungan atau sungai, data curah hujan hasil monitoring dari perangkat ARR atau Automatic Rainfall Recorder dapat mengukur intensitas curah hujan yang terjadi beberapa hari kebelakang. Pengukuran ini berguna untuk memprediksi volume air yang ada pada bendungan atau sungai. Semakin tinggi intensitas curah hujan yang terjadi, semakin tinggi volume air pada bendungan dan gelombang air pada sungai.

Flowmeter_Mertani
Flowmeter (Sumber: Pribadi)

Selain itu, perangkat flowmeter juga dapat digunakan sebagai salah satu piranti pendukung dalam optimalisasi pengelolaan manajemen air terpadu. Pada sungai, flowmeter dapat mengidentifikasi laju air yang terjadi. Sehingga pemangku kepentingan dapat mengetahui apakah air sungai yang mengalir dengan laju kecepatan tertentu dapat berpotensi banjir atau tidak. Program Penggunaan Pengelolaan Manajemen Sumber Daya Air Terpadu ini memiliki hubungan dengan seimbangnya ekosistem.


Dampak Jangka Panjang Penggunaan Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu 

Pengelolaan Manajemen Sumber Daya Air Terpadu memberikan beragam dampak positif. Keberadaan program ini yang bertujuan agar keberadaan sumber daya air dapat diatur pemakaiannya, serta bagaimana sumber daya air tersebut dipelihara tentunya membawa banyak keuntungan di masa yang datang. Berikut beberapa dampak jangka panjang dari Penggunaan Pengelolaan Manajemen Sumber Daya Air Terpadu.

1. Menjaga Ketersediaan Air

Dengan adanya program Penggunaan Pengelolaan Manajemen Sumber Daya Air Terpadu, sudah tentu fokus utamanya adalah sumber daya air. Melalui program ini, diharapkan dapat meminimalisir terjadinya banjir pada musim penghujan dan kekeringan pada musim kemarau sehingga keberadaan air akan terus terjaga. Dengan manajemen yang baik, ketersediaan air akan stabil tanpa terjadi minus maupun plus terlalu tinggi.

2. Peningkatan Produktivitas Pertanian

Seperti efek domino,  ketersediaan air yang berjalan dengan stabil dapat membantu sektor pertanian berkembang lebih baik di masa yang akan datang. Ketersediaan air yang mumpuni untuk mengairi sawah, ladang, dan kebun dapat meningkatkan produksi pertanian. Sehingga kelangkaan sumber pangan dapat diminimalisir, harga pangan dapat ditekan dan tidak meroket, kesejahteraan masyarakat dapat berjalan di angka yang stabil.

3. Pelestarian Ekosistem Air

Seperti yang sudah disebutkan, program ini diadakan untuk menyeimbangkan manusia, kebutuhan akan air, dan ekosistem supaya tidak saling tumpang tindih. Pengelolaan sumber daya air yang baik berpengaruh pada kualitas ekosistem air contohnya ekosistem air sungai, ekosistem air danau, atau lahan basah.

Dari artikel di atas dapat disimpulkan bahwa baik program Stasiun Pengamat Arus Sungai maupun Pengelolaan Penggunaan Manajemen Sumber Daya Air Terpadu sama-sama memiliki fokus untuk menjaga ketersediaan air, memonitoring kondisi air, memastikan bahwa manusia, kebutuhan akan air, dan keberlanjutan ekosistem dapat berjalan di grafik yang stabil untuk menghindari adanya tumpang tindih. Setiap point yang ada bekerja layaknya efek domino, untuk itu prosesnya harus hati-hati dari hulu hingga ke hilir. Dapatkan informasi lainnya seputar ilmu lingkungan dan pertanian dengan cara mengunjungi kami di:


Website: mertani.co.id

Tiktok : mertaniofficial 


 Sumber:

Comments


WhatsApp
bottom of page