top of page

Strategi Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca di Perkebunan Kelapa Sawit

Writer's picture: Tisya Adiffia RTisya Adiffia R

Emisi gas rumah kaca_Mertani
Sumber: (katadata.co.id)

Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu sektor penting pada perekonomian, akan tetapi juga sebagai penyumbang emisi gas rumah kaca yang signifikan. Emisi yang dihasilkan berasal dari berbagai sumber seperti pembakaran biomassa, pengolahan limbah, dan perubahan penggunaan lahan. Karena itu, perlu adanya metode yang efektif untuk mengurangi dampak lingkungan tanpa harus mengorbankan produktivitas.

 

Sumber Emisi Gas Rumah Kaca di Perkebunan Kelapa Sawit               

Emisi gas rumah kaca pada perkebunan kelapa sawit bersumber dari berbagai kegiatan yang terjadi di sepanjang proses produksi. Salah satunya adalah perubahan penggunaan lahan yang diakibatkan dari deforestasi, sehingga dapat mengurangi kemampuan hutan dalam menyerap karbon. Selain itu, lahan gambut yang dikeringkan untuk dijadikan sebagai perkebunan dapat melepaskan karbon dalam jumlah besar yang tersimpan selama ribuan tahun, sehingga dapat mempercepat peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Penggunaan pupuk pestisida didasarkan pada nitrogen juga berkontribusi terhadap emisi. Selain itu, penggunaan mesin dan kendaraan bermotor, pemanenan, serta pengolahan sawit dalam kegiatan budidaya dapat menghasilkan emisi tambahan dari pembakaran bahan bakar fosil. Gabungan dari beberapa faktor ini menjadikan perkebunan kelapa sawit sebagai salah satu sektor yang berkontribusi dalam perubahan iklim jika tidak dikelompokkan dengan prinsip keberlanjutan.

 

Strategi Pengelolaan Lahan yang Berkelanjutan     

Pengelolaan lahan secara berkelanjutan penting untuk mengurangi emisi gas rumah kaca pada perkebunan kelapa sawit. Dengan perencanaannya yang meliputi konservasi tanah dan air melalui terasering serta vegetasi penutup, diharapkan dapat menjaga kelembapan dan mencegah terjadinya erosi. Konversi lahan gambut perlu dibatasi karena menyimpan cadangan karbon besar, sementara penggunaannya membutuhkan teknologi seperti drainase berkelanjutan dan pembasahan kembali untuk menekan emisi. Pengelolaan sisa tanaman dengan memanfaatkan limbah biomassa sebagai sumber energi dapat mengurangi pembakaran terbuka. Selain itu, penanaman berbagai jenis tanaman juga dapat membantu menyerap karbon serta menjaga keanekaragaman hayati, mendukung mitigasi perubahan iklim, dan menjadikan perkebunan ramah lingkungan.


Perkebunan Kelapa Sawit_Mertani
Sumber: (Pribadi)

Optimalisasi Penggunaan Pupuk

1. Pemilihan Mikroba yang Tepat

Dalam memilih pupuk untuk kebutuhan tanaman, penting untuk memastikan juga bahwa kandungan mikroba yang terdapat pada pupuk sesuai dengan kebutuhan spesifik tanah dan jenis tanaman yang akan ditanam. Pemilihan mikroba yang tepat mampu meningkatkan kesuburan tanah, mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal, serta memperbaiki struktur tanah. Oleh karena itu, penting untuk melakukan analisis terlebih dahulu sebelum memilih pupuk, agar mikroba yang dipilih benar-benar mendapatkan manfaat yang optimal bagi pertumbuhan dan hasil panen.

2. Kombinasi dengan Pupuk Organik

Perpaduan antara pupuk organik dengan pupuk hayati yang digunakan secara bersamaan mampu meningkatkan kesuburan tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal. Peran pupuk organik sebagai sumber bahan organik adalah mampu meningkatkan kapasitas tahan air, memperbaiki struktur tanah, serta menyediakan nutrisi makro dan mikro yang dibutuhkan. Sementara pupuk hayati mampu meningkatkan ketersediaan unsur hara, menjaga keseimbangan ekosistem tanah, serta mempercepat proses dekomposisi bahan organik.

3. Penerapan Secara Rutin

Penerapan yang dilakukan secara rutin dan sesuai dengan rekomendasi teknis selalu memastikan bahwa mikroba tetap aktif, sehingga mampu bekerja secara optimal dan menghasilkan manfaat yang maksimal.

 

Rehabilitasi dan Restorasi Lahan     

Rehabilitasi dan restorasi lahan merupakan tindakan penting dalam metode pengurangan emisi gas rumah kaca di perkebunan kelapa sawit. Melalui pemulihan lahan-lahan yang mengalami penurunan, proses ini memiliki tujuan untuk mengembalikan fungsi ekologis tanah dan meningkatkan kapasitas tanah dalam menyerap karbon. Tindakan restorasi melibatkan penanaman kembali pohon-pohon lokal, pengelolaan air yang tepat, serta penerapan teknik agroforestry mampu mengurangi pelepasan emisi karbon. Dengan rehabilitasi yang tepat, dapat meningkatkan produktivitas lahan secara berkelanjutan, menurunkan emisi, mengurangi ancaman iklim, serta mendukung keberagaman hayati. 

Sebagai sektor penting dalam perekonomian, perkebunan kelapa sawit juga menjadi penyumbang emisi gas rumah kaca yang diakibatkan dari pembakaran biomassa, pengolahan limbah, dan perubahan penggunaan lahan. Oleh sebab itu, penerapan pengelolaan lahan berkelanjutan, penggunaan pupuk ramah lingkungan, serta rehabilitasi dan restorasi menjadi langkah utama dalam mengurangi dampak lingkungan tanpa mengganggu produktivitas. Melalui metode yang tepat, perkebunan kelapa sawit bisa berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim dan menjaga keseimbangan ekosistem. Dapatkan informasi lainnya seputar ilmu lingkungan dan pertanian dengan cara mengunjungi kami di:

Website: mertani.co.id

Tiktok : mertaniofficial 


Sumber :

Comments


WhatsApp

Contact Us

Get special offers tailored to your needs!
  • YouTube
  • LinkedIn
  • Instagram
  • White Facebook Icon

Sleman, Yogyakarta 55286​

(0274) 2888 087

contact@mertani.co.id

+62 823-2588-8851 (Ashif)

+62 851-7337-3817 (Hasni)

© 2018 by PT Merapi Tani Instrumen

Thanks for submitting!

bottom of page